Sunday, January 20, 2013

Inilah Sawarna Surga Tersembunyi di Banten

Sedikit lebih jauh dari Anyer, Banten punya pantai yang tak kalah cantik dan eksotis. Tengok sendiri keindahan Desa Sawarna dan nikmati surga tersembunyi dari Banten.

Sawarna merupakan salah satu desa di Kecamatan Lebak, Kabupaten Bayah Provinsi Banten. Desa ini menyimpan banyak tempat wisata yang masih sepi sehingga bisa dibilang sebagai surga tersembunyi.

Siapa sangka Provinsi Banten punya tempat wisata bagus yang belum diketahui banyak orang. Saat ini orang lebih mengenal Banten karena Pantai Anyer, Carita, Karang Bolong dan tempat pemandian Air panas Cikoromoy. Tapi tahukah Anda, jika di kawasan Lebak, Banten, tepatnya di Desa Sawarna ada tempat yang memiliki keindahan luar biasa.

Panorama keindahan alam di desa ini cukup menawan. Objek wisatanya sering dikunjungi oleh para wisatawan dari mancanegara. Miris memang, kita sebagai tuan rumah di Indonesia ini belum pernah mendengarnya, justru turis mancanegara yang lebih dulu tahu dari kita semua.

Pantai-pantai di Bayah merupakan satu dari sekian banyak tempat di Indonesia berlabel 'hidden paradise' atau surga tersembunyi yang belum tersentuh oleh industri Pariwisata. Hanya orang-orang punya minat khusus mau datang ke sini. Termasuk saya sebagai backpacker pemula, yang penasaran dengan keindahan Pantai Sawarna.

Informasi Pantai Sawarna saya dapatkan secara tidak sengaja ketika mencari tempat wisata menarik dan masih 'perawan' di internet. Lalu munculah Sawarna yang menawarkan keindahan alami, tercipta dari birunya air laut, bersihnya pantai dan banyaknya pematang sawah terhampar di kawasan ini.

Jalan raya menuju tempat wisata ini sudah memadai. Sepanjang jalan kita akan disuguhkan pemadangan pantai dengan pasirnya yang putih. Belum lagi rimbunan hutan karet dan hutan tropis sebelum benar-benar masuk ke dalam area pantai.

Tetapi lagi-lagi sangat disayangkan, Pemerintah kota belum menggarap potensi wisata ini secara serius. Hal ini bisa dilihat dari beberapa jalan yang rusak dan belum disediakan transportrasi khusus untuk sampai ke tempat ini. Padahal jika digarap secara serius dan profesional, Sawarna bisa seperti Bali.

Ada beberapa tempat yang bisa Anda kunjungi selain ke Pantai Sarwana, yaitu Karang Taraje, Pulau Manuk, Tanjung Layar dan Goa Lalay. Sulit unutk bisa menceritakan keindahan Karang Taraje. Hampir seluruh pantai ditempat ini dipenuhi oleh karang-karang cantik, hasil pahatan alam.

Karang-karang di pantai ini terbentuk selama ratusan tahun bahkan ribuan tahun lalu. Untuk Anda yang hobi memotret, karang di tempat ini sangat cocok sekali dijadikan sebagai objek untuk mengolah berbagai gaya yang Anda inginkan. Belum lagi kolam-kolam kecil dipenuhi ikan-ikan kecil yang terdapat di tengah-tengah karang, sungguh sangat mengagumkan.

Selanjutnya Pulau Manuk. Jika di Pantai karang Taraje bibir pantainya dipenuhi karang, maka di Pulau Manuk ini kebalikannya. Justru di sepanjang bibir pantai dipenuhi pasir putih yang terhampar luas. Tidak jauh dari pinggir pantainya terdapat pulau kecil yang bisa dijangkau melalui perahu nelayan atau menyusuri karang dengan jalan kaki.

Pantai Pasir di Pulau Manuk ini bersih sekali. Tidak ada sampah yang tampak satu pun. Di tempat ini, Anda tidak akan menemukan penjual aksesoris atau penjaja makanan lainnya. Karena pantai ini salah satu pantai yang belum dijadikan tempat wisata resmi oleh Pemda setempat atau istilahnya masih wisata liar.

Yang ketiga adalah Tanjung Layar. Inilah puncak keindahan dari semua tempat Wisata di Sawarna. Untuk bisa masuk ke dalam pantainya, kita harus melewati jembatan rakit yang terbuat dari bambu diikat dengan tali. Jika Anda pernah mendengar atau melihat berita anak-anak di Lebak yang harus melewati sungai untuk ke sekolah, maka seperti itulah jembatannya. Hanya saja, bedanya, jembatan di Sawarna ini masih bagus dan layak untuk dilewati.

Setelah melewati Jembatan Rakit, mata kita akan disuguhkan pemandangan vila yang baru saja berdiri hasil pembangunan penduduk setempat, vila ini sengaja dibangun untuk memanjakan wisatawan yang mulai banyak berdatangan dan ingin menginap. Informasi yang saya dapat, harga penginapannya tidak mahal, semalam dikenakan Rp 120.000/per kepala dan dapat makan 3 kali.

Perjalanan menjadi lebih menarik setelah melewati hunian penduduk. Mata dan bibir saya tidak berhenti bersyukur dan mengagumi ciptaan Allah. Bagaimana tidak, sepanjang jalan mendekati pantai, kedua mata saya sudah melihat hamparan laut luas bak permata safir kebiru-biruan.

Belum lagi pemadangan dari jalan setapak kurang lebih lebar 1 meter yang diapit pematang sawah. Selesai pematang sawah, masih ada kebun kacang para petani di Desa Sawarna ini, puas melewati kebun barulah saya tiba di Pantai Tanjung Layar.

Dinamakan Tanjung Layar karena terdapat dua bukit mirip Layar Kapal di tengah Pantainya. Untuk mendekati bukit ini juga tidak susah, karena airnya dangkal dan banyak karang yang bisa membantu untuk menuju ke sana.

Di belakang dua bukit ini, saya terpesona dengan hempasan ombak yang membentuk karang setinggi tiga meter lebih. Setiap deburan ombak yang membentur karang, menghempaskan air yang terbawa angin menghampiri wajah saya. Sungguh sangat menakjubkan.

Keadaan di Pantai Tanjung Layar ini tidak jauh beda dengan Pantai Pulau Manuk. Pantai cenderung masih bersih dan hanya terdapat 3 warung yang menyajikan berbagai makanan kecil dan kelapa muda.

Sebenarnya masih banyak tempat keindahan lainnya di Sawarna, salah satu yang paling menarik adalah Goa Lalay (kekelawar). Tetapi karena waktu saya terbatas untuk kembali ke Jakarta secepatnya, saya pun mengurungkan niat mengunjunginya. Saya berjanji lain waktu pasti aku kunjungi semua.

Jika Anda salah satu orang yang tertarik mengunjungi Sawarna, ada beberapa jalur yang bisa Anda lewati untuk bisa ke sana. Bila Anda membawa kendaraan pribadi, bisa melalui jalur Serang atau Sukabumi.

Jalur via Serang bisa ditempuh sekitar 6 jam dengan rute Jakarta - Serang - Pandeglang รข€“ Malimping - Lebak - Desa Sawarna. Sedangkan Rute Sukabumi bisa melalui Pelabuhan Ratu dan terus lurus hingga tembus ke kawasan Sawarna ini.

Apabila Anda seorang backpacker, perjalanan dimulai dari Terminal Kalideres ke Terminal Serang (Pakupatan) dengan tarif bus Rp. 15.000. Kemudian dilanjutkan menggunakan mobil Damri ke Terminal Lebak Rp 25.000 (mobil hanya ada pukul 11.30 WIB). Dari Terminal Lebak bisa dilanjutkan numpang mobil penduduk atau naik ojek. Untuk informasi contact penginapan bisa menghubungi saya.

sumber

Friday, January 11, 2013

Panorama Danau Sentani yang Memikat Jenderal Amerika


Ada banyak cara untuk menikmati panorama Danau Sentani. Salah satunya, Anda dapat menikmati keindahan danau ini dari salah satu puncak Pegunungan Cyloops. Jendral Amerika MacArthur, pun terkesima dari tempat ini.

Cuaca sejuk segera menyegarkan saya dan rombongan Dream Destination Papua sesaat setelah meninggalkan keramaian Kota Sentani. Kami berencana untuk melewatkan kunjungan singkat kami ke Danau Sentani. Kali ini, kami akan menikmati pemandangan dari bukit tempat bekas markas perang Jendral MacArthur pada Perang Dunia II atau yang dikenal dengan sebutan Bukit MacArthur.

Perjalanan selama beberapa puluh menit dari Kota Sentani menuju salah satu puncak bukit Pegunungan Cycloops ini terasa nyaman. Jalanan yang rindang dan pemandangan hijau terasa menyegarkan mata.

Bukit MacArthur ini termasuk dalam wilayah Resimen Induk Kodam (RINDAM) XVII Trikora. Pemandangan khas perumahan tentara langsung terpapar setelah kita melewati pos pemeriksaan. Barak-barak tentara tampak asri berdampingan dengan rumah-rumah mungil di sini.

Pemandangan Danau Sentani dan airnya yang biru kehijauan langsung terpapar saat kami tiba di Tugu MacArthur. Tugu kokoh dengan bentuk segi lima dan dominasi warna hitam kuning ini berhiaskan sebuah pedang dan mata tombak. Menjadi memorabilia akan kemasyuran si jenderal yang memimpin tentara sekutu ini.

Douglas MacArthur namanya, seorang jenderal berkebangsaan Amerika yang pada tahun 1944 membangun markas di tempat ini dalam misinya mengusir tentara Jepang dari Papua. Bukit ini menjadi pangkalan militernya dan sebuah bangku yang menghadap lanskap Danau Sentani menjadi tempat favoritnya untuk duduk dan menyusun strategi.

Saya menyapukan pandangan ke segala penjuru, di depan saya tersaji pemandangan indah gugusan pulau-pulau yang menghiasi Danau Sentani. Bandara Sentani dan lintasan terbangnya tampak memanjang di salah satu sudut. Sekali dua kali saya melihat pesawat terbang landas dan mendarat disini.

Saya mengedarkan pandangan ke belakang, mencoba menantang silaunya matahari demi melihat puncak-puncak Pegunungan Cycloops yang memagar danau. Sayang, lautan awan yang melayang pekat menghalangi saya melihat puncaknya.

Sebuah museum mungil menjadi tempat kami menimba ilmu dan menambah pengetahuan akan sepak terjang Jenderal MacArthur yang selalu tergambar dengan cangklong di tangannya. Kami tahu tentang bagaimana sepak terjangnya dalam mengusir tentara Jepang yang secara tidak langsung membantu Indonesia dalam merebut kemerdekaan. 

Saya berandai-andai melewatkan senja di bukit ini, menikmati matahari yang bergulir dan tenggelam di garis cakrawala danau sentani. Mungkin layaknya Jenderal Mac rthur yang jatuh cinta dengan panorama tempat ini. Mengutip perkataan sang Jenderal, "I came through and I shall return".




Thursday, January 10, 2013

Kabupaten Raja Ampat vs Negara Maladewa

DALAM banyak kesempatan, kecantikan alam Raja Ampat kerap dibandingkan dengan Maladewa atau Maldives. Ternyata, ini bukan pertama kalinya, bahkan dalam perhelatan dunia. 

Raja Ampat disandingkan dengan destinasi-destinasi pulau cantik lain dari seluruh dunia, seperti Maladewa, Santorini, Bahama, Hawaii, Vanuatu, dan St.Lucia sebagai 10 Destinasi Pulau Impian 2013. Memang, pesona Raja Ampat sering dibandingkan dengan destinasi pulau indah lain di dunia. 

"Dalam festival-festival atau kegiatan internasional, Raja Ampat pasti selalu dibandingkan dengan Maladewa atau Karibia. Karena sama cantiknya, bahkan tidak kalah!," kata Yusdi Lamatenggo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, saat dihubungi Okezone,Kamis (10/1/2013). 

Yang membanggakan, tambah Yusdi, status Raja Ampat yang 'hanya' kabupaten dibandingkan dengan Maladewa yang merupakan sebuah negara. "Mereka membandingkan Raja Ampat dengan Maladewa. Raja Ampat itu kabupaten dan Maladewa tingkatannya negara, tapi ternyata kabupaten saja bisa memiliki potensi segini besar," jelasnya. 

Dikatakan Yusdi, potensi Raja Ampat di Provinsi Papua Barat masih lebih baik dibandingkan Maladewa. "Raja Ampat punya 1.846 pulau sedangkan Maladewa hanya 1.100 pulau. Keanekaragaman hayati juga kita yang lebih banyak," tuturnya. 

Hanya saja, masalah pengelolaan yang menjadi pembeda Maladewa dan Raja Ampat. "Karena negara, pengelolaan wisata di Maladewa itu bisa dilakukan seoptimal mungkin. Sedangkan Raja Ampat kan tingkatan kabupaten, masih harus melewati tingkatan provinsi lagi, baru kemudian sampai ke pusat," tutupnya.


sumber

Waterpark Terbesar se-Asia Tenggara Ada di Bogor!

Bogor - Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk menikmati serunya main wahana air. Di Cileungsi, Kabupaten Bogor ada waterpark terbesar se-Asia Tenggara. Namanya Water Kingdom Mekarsari, yang penuh kejutan di dalamnya!

Umur waterpark yang satu ini belum genap sebulan. Diresmikan pada 12 Desember 2012 lalu, Water Kingdom Mekarsari membuat sebuah gebrakan. Betapa tidak, pihak waterpark yakin kalau Water Kingdom adalah yang terbesar se-Asia Tenggara.

"Waterpark ini jadi yang terbesar di Asia memang karena ukurannya, 5,6 hektar," tutur Raditya G Wardhana, Direktur Operasional Water Kingdom Mekarsari saat pembukaan Water Kingdom di Cileungsi tersebut.

Pernyataan itu didukung oleh Andi Widiyatmoko, Sales & Marketing Manager Water Kingdom Mekarsari saat dihubungi detikTravel, Kamis (10/1/2013).

"Terbesar di Asia Tenggara juga karena terintegrasi langsung dengan danau. Danau ini memisahkan Water Kingdom dengan Taman Buah Mekarsari. Total luasnya 35 hektar," tutur Andi.

35 Hektar, luas sekali bukan? Karena terintegrasi dengan danau, wisatawan tak hanya bisa menikmati waterpark saja tapi juga water sport. Siapa sangka, Water Kingdom ternyata punya wahana-wahana yang baru pertama kali ada di Indonesia.

Boomerang Slide misalnya. Wahana sepanjang 118 meter dengan tinggi menara 15,8 meter ini adalah yang pertama di Pulau Jawa. Menggunakan ban untuk 2 orang, pengunjung akan dibawa berputar-putar terowongan sebelum terjun ke permukaan melengkung. Naik ke bagian atas lengkungan, lalu turun ke kolam arus. Seru!

Petualangan tak sampai di situ. Kolam arus di Water Kingdom adalah yang terpanjang di Indonesia, yakni 600 meter. Kata Andi, pengunjung yang bersantai di atas ban dan mengikuti arus ini baru akan selesai 30 menit kemudian.

Belum afdol ke waterpark kalau belum mencoba kolam ombaknya. Wave Pool di Water Kingdom dihasilkan oleh 6 pompa, semuanya buatan Skotlandia. Keenam pompa ini mampu menciptakan 6 variasi ombak yang berbeda. Bayangkan betapa asyiknya!

Walaupun penuh wahana seru, waterpark ini tak tampak sempit karena lahannya yang luas. Bahkan ada kolam renang ala resor yang langsung berbatasan dengan tepi danau. Berenang di sini, mata Anda akan dimanjakan dengan danau nan luas dan bunga-bunga teratai raksasa.

Water Kingdom terdiri dari 3 bagian besar. Di dalamnya terdapat 8 kolam renang, 4 seluncuran, dan 1 water sport. Anda juga bisa menikmati Leisure Pool, Olympic Size Pool, Racer Slide Pool dan wahana Raft Slide. Anak tercinta pasti gemar berlama-lama di Kiddy Pool dan Toddler Pool.

Tak perlu kuatir merasa lapar setelah berenang. Di area Water Kingdom terdapat food court dengan 17 gerai makanan. Di sisi lainnya ada pula 3 restoran, coffee shop, juice corner, serta 2 bar tepi kolam.

Harga tiket masuknya adalah Rp 50.000 untuk hari biasa dan Rp 95.000 untuk hari libur. Karena hanya terpisah oleh danau, pengunjung juga bisa mengakses Taman Buah Mekarsari dari Water Kingdom.

"Ada jembatan khusus pengunjung dari Water Kingdom ke Taman Buah Mekarsari. Ada ticket box di sana, harga tiketnya juga beda. Kalau dari pintu masuk Taman Buah HTM per orangnya Rp 25.000, dari pintu Water Kingdom Rp 20.000 saja," tambah Andi.

sumber : http://travel.detik.com/read/2013/01/10/134015/2138373/1383/waterpark-terbesar-se-asia-tenggara-ada-di-bogor?

Wednesday, January 9, 2013

Curug cibolang

Nama lain dari Curug Cibolang adalah Curug Tujuh. Sesuai dengan namanya curug ini mempunyai 7 (tujuh) buah air terjun (curug) yang tersebar dan tidak berjauhan letaknya.  Bahkan curug 4 dan 5 letaknya berdampingan hanya terpisah kurang lebih 2 meter jaraknya, sehingga dengan demikian untuk dapat menikmati keindahan dan keasrian ketujuh air terjun tersebut, adalah dengan cara mengitari bukit, menapaki jalan setapak mulai dari kaki ke puncak bukit dan kembali lagi.

Setiap curug ini memiliki nama yaitu, Curug Satu, Curug Dua, Curug Tiga, Curug Cibolang, Curug Cimantaja, Curug Cileutik dan Curug Cibuluh. Ketujuh curug ini mengalirkan air ke sungai Cibolang dan Cimantaja. 

Curug ini berada di dalam Kawasan Wana Wisata Curug Tujuh di RPH Panjalu BKPH Ciamis KPH Ciamis, dengan luas sekitar 40 ha yang dikelilingi Bukit Ciparang dan Cibolang di kaki Gunung Sawal.  Kawasan ini terletak pada ketinggian antara 800-900 m dpl dengan suhu  udara berkisar 17-18C.

Keberadaan Curug ini mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan kebanyakan air terjun lain pada umumnya, karena air terjun ini tidak pernah surut sekalipun di musim kemarau, dan air yang mengalir mengandung unsur belerang yang berkhasiat untuk penyembuhan beberapa penyakit.


Legenda
Sumber air curug ini berasal air Cimantaja yang menurut mitos bahwa cimantaja yang berarti air mata raja. Konon dahulu kala ada sorang penguasa atau raja yang pada suatu waktu merasa sangat prihatin melihat keadaan diwilayahnya akibat kemarau panjang. Air tidak ada dan tanah kering kerontang, sehingga rakyatnya dirundung sengsara berkepanjangan. Sang raja kemudian bertapa untuk memohon supaya diturunkan hujan agar keadaan negerinya pulih seperti sedia kala. Namun usahanya itu tidak mendapat jawaban dari pernguasa alam.   Karena tak membuahkan hasil hati sang raja merasa sedih dan kesedihannya itu membuat sang raja menangis. Saat itulah keajaiban terjadi, air mata raja yang terus turun perlahan-lahan berubah menjadi genangan air jernih dan semakin membesar sehingga membentuk aliran air yang akhirnya terpecah dan jatuh di tujuh buah tebing. Berkat air curug tersebut keadaan negara pun kembali sejahtera.
Curug Cibolang
Setelah membeli karcis dan masuk pintu di pintu gerbang langsung akan ditemui jalan setapak berbatu yang menanjak dengan bentuk tangga.  Kemiringan jalan ini mencapai hampir 45 derajat.  Di ujung tangga ini akan ditemui percaangan jalan dengan papan petunjuk lokasi curug Cibolang berada.  Untuk curug satu hingga lima ke arah kanan sedangkan curug enam dan tujuh ke arah kiri.



Kita mulai dari curug satu, dari tempat petunjuk arah tadi kita harus berjalan lagi sekitar 5 menit jarak yang harus ditempuh antara curug satu dengan yang lainnya, kecuali curug satu & dua dan Curug empat & Curug lima karena berdekatan lokasinya. Curug satu adalah curug yang paling besar dengan ketinggian hampir mencapai 120 meter dengan lebar sekitar 15-20 meter dan disisi kirinya terdapat tebing datar, sedangkan lokasi curug dua berada dibawahnya tapi menurut saya sih ga terlalu keliatan curug ke-2 ini.
Untuk menuju curug selanjutnya kita harus melewati curug satu jadi mau ga mau kita akan merasakan segarnya air curug dan bagi yang mau berendam atau dipijat oleh jatuhan air bisa juga. Dan konon kabarnya di salah satu curug ini ada yang yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit. ”Karena air terjun yang mengalir berasal dari kawah Gunung Sawal diketahui mengandung belerang.
Selanjutnya kita akan mengunjungi curug tiga sampai lima. Dua curug pertama yang akan kita jumpai selanjutnya adalah curug empat (Curug cibolang), loh kenapa curug tiganya dilewat? Bukan dilewat sih tapi Karena memang posisi curugnya yang berjajar dari curug tiga sampai lima dan posisi curug tiga ini berada di atas curug empat, sedangkan curug lima berada dibawahnya curug empat seperti curug satu & dua yang lokasinya berdekatan.
Curug keempat (Curug Cibolang) mempunyai ketinggian sekitar 30-50 meter dengan lebar kira-kira 5 m, namun yang menjadi cirinya adalah curug ini bertingkat walaupun tingkatannya pendek.  Selanjutnya Curug kelima atau Curug Cimantaja, terletak di bawah curug keempat, disebut demikian konon katanya berasal dari kata Cimata Raja atau air mata Raja, posisinya mirip dengan curug kedua yang berada dibawah dan tidak terlihat.
Selanjutnya ke curug ketiga, terletak di atas curug keempat, dengan kondisi jalan sedikit menanjak.  Di curug ini kondisinya hampir sama dengan curug keempat, namun yang membedakan disini terdapat banyak batu-batuan dan rimbunnya pohon, selain itu seringkali terlihat pelangi di curug ini.

Selanjutnya curug keenam (Curug Cileutik) dan ketujuh (Curug Cibuluh) memiliki ketinggian tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 30 m saja.  Untuk kondisi jalan menuju kesana sangat licin dan cukup berbahaya, disarankan untuk tidak kesana bila kurang berpengalaman.  Setelah melakukan perjalanan beberapa menit menyusuri jalan setapak tibalah di curug keenam yang berbentuk menyerupai huruf S.  Adapun letak curug ketujuh berada di bawah curug keenam.  Di curug ketujuh ini terdapat kolam kecil berukuran 3 m berbentuk setengah lingkaran dengan airnya berwarna kehijauan. 
Tak jauh dari curug keenam dan ketujuh ini terdapat lokasi wisata berupa Batu Kereta Api.   Disebut demikian karena memang bentuk batunya yang besar-besar seperti gerbong kereta dan berjejer kebelakang sebanyak 12 buah.  Sayangnya untuk mencapai lokasi ini cukup sulit  karena kondisi jalannya yang masih berupa tanah merah serta harus dipandu penduduk setempat karena memang terpencil letaknya. 
Lokasi

Terletak di Kampung Nanggela, Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan koordinat GPS: 108.193176,-7.06964,0


Aksesbilitas

Berjarak kurang lebih 35 km arah utara kota Ciamis atau 5 km dari kecamatan Panjalu.  Wana wisata ini dapat dicapai dari arah barat dari Kecamatan Panjalu atau kota Bandung melalui Malangbong, Ciawi dan Rajapolah.  Sedangkan dari arah timur dari Kabupaten Ciamis melalui kecamatan Kawali.  Kondisi jalan pada umumnya beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda dua baik kendaraan umum atau pribadi.

Jika berangkat dari arah barat (arah Bandung) setelah melewati kecamatan Ciawi akan ditemui jalan percabangan dimana ke kiri menuju kota Tasikmalaya, sedangakan arah lurus (melewati over pass) menuju arah Rajapolah yang selanjutnya ke kota Ciamis.  Sesampainya di daerah gentong, kira-kira lima menit dari percabangan tadi, ambil belokan ke kiri di pertigaan SPBU Gentong untuk menuju Panjalu.

Ikuti saja jalan ini, dikenal dengan jalan raya Panjalu - Kawali, melewati Situ Panjalu,

Bila kita berasal dari arah Bandung kita dapat mengambil jalur ke arah Limbangan tepatnya mengambil arah kiri saat bertemu persimpangan jalan di daerah Nagrek, melewati daerah gentong dan berbelok ke kiri kira-kira lima menit dari SPBU Gentong untuk menuju Panjalu atau dikenal dengan jalan raya Panjalu – Kawali. Jalanan disini memang baik hanya saja kita harus hati-hati karena terkadang kendaraan roda dua suka tiba-tiba muncul. Melewati alun-alun Panjalu, hingga kita harus berbelok ke Kampung Cipicung desa sandingtaman hingga menuju Kampung Nanggela.
Setelah sampai di Desa Sandingtaman akan dijumpai plang menuju arah curug ini, letaknya di sebelah kanan jika dari arah Panjalu atau Bandung.   Masuk ke Kampung Cipicung Desa Sandingtaman perjalanan diteruskan menuju Kampung Nenggala hingga pintu gerbang kawasan Curug Cibolang.  Jarak menuju pintu ini sekitar 20 menit atau kurang lebih 10 km dari jalan raya utama.  Kondisi jalan menuju kawasan ini beraspal dan cukup baik, akan tetapi berliku-liku dan menanjak.  Kesulitan terjadi manakala bila berpapasan dengan angkutan lain dari arah berlawanan, hal ini dikarenakan jalan tersebut cukup sempit dengan lebar sekitar hanya 3 m.
Bagi yang menggunakan kendaraan umum dapat naik dari terminal Ciamis jurusan Kawali-Panjalu, atau langsung dari Bandung jurusan Ciamis via Panjalu.  Kendaraan umum yang ada adalah jenis elf dan hanya mencapai jalan raya utama.  Untuk menuju pintu gerbang kawasan, perjlanan diteruskan dengan menggunakan ojek yang banyak tersedia di pertigaan jalan masuk ke desa Sandingtaman. 
Tiket dan Parkir
Tiket masuk adalah Rp 3500/orang. Biaya parkir Rp 2000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 3000 hingga Rp 5000.
Akomodasi dan Fasilitas

Jenis fasilitas yang tersedia antara lain loket karcis, papan petunjuk, pos jaga, tempat parkir, MCK, bangku, pusat informasi, tempat sampah, jalan setapak, mushola, bumi perkemahan seluas kurang lebih 2 ha, shelter dan areal api unggun.

sumber :Klik