Friday, January 11, 2013

Panorama Danau Sentani yang Memikat Jenderal Amerika


Ada banyak cara untuk menikmati panorama Danau Sentani. Salah satunya, Anda dapat menikmati keindahan danau ini dari salah satu puncak Pegunungan Cyloops. Jendral Amerika MacArthur, pun terkesima dari tempat ini.

Cuaca sejuk segera menyegarkan saya dan rombongan Dream Destination Papua sesaat setelah meninggalkan keramaian Kota Sentani. Kami berencana untuk melewatkan kunjungan singkat kami ke Danau Sentani. Kali ini, kami akan menikmati pemandangan dari bukit tempat bekas markas perang Jendral MacArthur pada Perang Dunia II atau yang dikenal dengan sebutan Bukit MacArthur.

Perjalanan selama beberapa puluh menit dari Kota Sentani menuju salah satu puncak bukit Pegunungan Cycloops ini terasa nyaman. Jalanan yang rindang dan pemandangan hijau terasa menyegarkan mata.

Bukit MacArthur ini termasuk dalam wilayah Resimen Induk Kodam (RINDAM) XVII Trikora. Pemandangan khas perumahan tentara langsung terpapar setelah kita melewati pos pemeriksaan. Barak-barak tentara tampak asri berdampingan dengan rumah-rumah mungil di sini.

Pemandangan Danau Sentani dan airnya yang biru kehijauan langsung terpapar saat kami tiba di Tugu MacArthur. Tugu kokoh dengan bentuk segi lima dan dominasi warna hitam kuning ini berhiaskan sebuah pedang dan mata tombak. Menjadi memorabilia akan kemasyuran si jenderal yang memimpin tentara sekutu ini.

Douglas MacArthur namanya, seorang jenderal berkebangsaan Amerika yang pada tahun 1944 membangun markas di tempat ini dalam misinya mengusir tentara Jepang dari Papua. Bukit ini menjadi pangkalan militernya dan sebuah bangku yang menghadap lanskap Danau Sentani menjadi tempat favoritnya untuk duduk dan menyusun strategi.

Saya menyapukan pandangan ke segala penjuru, di depan saya tersaji pemandangan indah gugusan pulau-pulau yang menghiasi Danau Sentani. Bandara Sentani dan lintasan terbangnya tampak memanjang di salah satu sudut. Sekali dua kali saya melihat pesawat terbang landas dan mendarat disini.

Saya mengedarkan pandangan ke belakang, mencoba menantang silaunya matahari demi melihat puncak-puncak Pegunungan Cycloops yang memagar danau. Sayang, lautan awan yang melayang pekat menghalangi saya melihat puncaknya.

Sebuah museum mungil menjadi tempat kami menimba ilmu dan menambah pengetahuan akan sepak terjang Jenderal MacArthur yang selalu tergambar dengan cangklong di tangannya. Kami tahu tentang bagaimana sepak terjangnya dalam mengusir tentara Jepang yang secara tidak langsung membantu Indonesia dalam merebut kemerdekaan. 

Saya berandai-andai melewatkan senja di bukit ini, menikmati matahari yang bergulir dan tenggelam di garis cakrawala danau sentani. Mungkin layaknya Jenderal Mac rthur yang jatuh cinta dengan panorama tempat ini. Mengutip perkataan sang Jenderal, "I came through and I shall return".




No comments:

Post a Comment